Aku
dan Mimpiku,Bisa!
Bunyi alarm yang berasal dari
handphoneku terus saja berdering.Rasanya tubuh ini malas untuk
dibangkitkan,tetapi hati menolak.Dengan langkah yang tertatih aku menuju kamar
mandi,membasuh badanku lalu siap-siap untuk berangkat ke suatu tempat.Dengan
niat yang baik,aku mulai menghidupkan mesin motorku lalu membiarkan motor itu
melaju bersamaku.Sejujurnya aku memang sedang lelah,baru selesai
mengajar,nonstop tanpa istirahat di dua SMA dan satu Universitas.Macam-macam
jabatanku,di perguruan tinggi swasta,aku adalah Dosen Psikologis.Di Sekolah
Menengah Atas Negeri,aku sebagai guru Matematika dan juga sebagai penasehat di
sekolah yang baru didirikan itu.Memberikan bimbingan dan ide-ide untuk
mengembangkan sekolah itu menjadi sekolah yang berkualitas,merupakan makananku
sehari-hari.Di SMA Swasta,aku mengajar pelajaran Fisika dan Bahasa Jerman.Di
SMK Negeri,aku mengajar di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi.Lengkap sudah
tugas sebagai pengajar.
Aku
berhenti tepat dibawah jembatan.Disana lima orang temanku sudah menunggu.
“Sorry,aku telambat,” aku memasang wajah
bersalah.Aku tahu aku sudah telat 10 menit.
“Tak apa-apa,ayo kita beraksi sekarang.”
Jawab temanku dengan sebuah senyuman.
Kami melangkah pergi
meninggalkan jajaran motor kami yang diparkir disana.Ruang pengap dan menggelap
menyapa kami.Susahnya minta ampun meyakinkan penghuni tempat ini untuk bekerja
sama melakukan perubahan.
“Kakak yakin adik-adik pasti mau
bersekolah lagi kan? kita bisa belajar bareng sambil bekerja.” Aku harus
kembali mengeluarkan kata-kata ini.
“Tak apa,ibu-ibu dan adik-adik sekalian
boleh dipikirkan dahulu tawaran kami,kami akan datang lagi besok,terimakasih.”
Kami beranjak keluar
dari rumah mereka yang sebenarnya kurang layak disebut rumah.Begini lah profesi
sampingan kami sesudah kami melakoni profesi utama kami.Merayu orang-orang yang
tinggal di kolong jembatan agar mau pindah ke tempat yang lebih layak yang
telah kami sediakan.Mengajak anak-anak untuk menyambung sekolah lagi,membantu
ibu-ibu dan anak-anak mencari uang, dengan cara yang lebih baik,yaitu
memberikan keterampilan kepada mereka.Tapi terkadang semuanya dianggap
remeh,tawaran kami terkadang diacuhkan.Hanya karena mereka takut,kami tak mampu
menjamin hidup mereka apabila mereka bergabung bersama kami.Padahal kami
menjalankan tugas ini dengan tulus,tanpa mengharapkan imbalan apa-apa.Kami
hanya ingin ikut memajukan bangsa ini.Kami risih melihat pemandangan di kota
manapun yang selalu ada pengamen,peminta-minta dan orang yang tidurnya di tempat
tak layak.Aku hanya ingin bangsa ini lebih berkualitas dari SDM-nya.
Kami memberhentikan motor kami,tepat
di depan asrama yang kami namai “Asrama Gemilang”.Sebuah asrama tempat tinggal
mereka yang tak memiliki rumah dan pekerjaan yang layak,kami bantu
disini.Sebenarnya aku tak sendirian mewujudkan mimpi agar kota dan provinsiku
semakin baik.Kami pemuda-pemudi yang berjumlah 30 orang telah berjuang hampir
sepuluh tahun ini.Tidak hanya merangkul mereka yang tinggal di kolong
jembatan,tetapi pengamen,pengemis,anak jalanan,semuanya telah bergabung
disini.Awalnya untuk bisa mencapai titik ini,kami hanyalah berjuang
sendiri,namun lama-kelamaan,pemerintah kota ikut membantu kami.Yang dahulunya
untuk perihal pendidikan,kami yang mengajar.Sekarang anak-anak itu sudah bisa
bersekolah di sekolah umum,sama seperti anak-anak yang lain.Bahkan sampai SMA
dan Perguruan Tinggi.Walaupun dana yang diseluncurkan pemerintah tak
banyak,tapi kami bersyukur karena bantuan dari masyarakat tak pernah henti.
Aktivitas disini sederhana.Pagi mereka
harus bersekolah,dan setelah pulang sekolah mereka boleh bekerja sampai sore
hari.Namun,bukan lagi bekerja sebagai pengamen,pemulung,atau pengemis.Tetapi
pekerjaan yang lebih baik,yaitu berjualan keliling,tukang cuci piring,tukang
semir sepatu,dsb.Sementara ibu-ibu disini lebih fokus pada keteramilan,yaitu
memasak,menjahit,menyulam,membuat kerajinan dan segala sesuatu yang dapat
menghasilkan uang.Di samping asrama,kami memiliki galeri yang isinya berbagai
kerajinan dari anak-anak dan ibu-ibu untuk dijual.Bagi mereka yang tak memiliki
rumah,juga dapat tinggal disini.Kalaupun tak mau,yang terpenting mereka harus
memiliki tempat huni yang layak.Jika mereka tetap bersikeras untuk tinggal di
kolong jembatan.Maka dengan terpaksa kami harus tetap menahan mereka untuk
tetap tinggal disini.Kami hanya tak mau mereka terjebak dalam kerasnya
kehidupan di jalanan. Kami hanya mengajarkan tentang cinta dan kasih
sayang,bahwasannya mereka juga pantas untuk mendapatkannya.Kami yakin hidup mereka
akan jauh lebih baik.Buktinya beberapa orang telah berhasil menjadi sarjana
dengan profesi yang hebat.Mereka yang sudah berkuliah,memang tak tinggal disini
lagi.Tapi mereka tetap sesekali ke sini,tidak sekadar untuk
bersilahturrahim,tetapi juga ikut membantu.Maka,tak heran aku begitu
bersemangat melakoni aktivitas ini.Karena sesuai dengan bukti mereka telah
menjadi manusia yang lebih beradab dan berkualitas.Aku percaya itu.
Sabtu yang menyehatkan.Selain beberapa
pekerjaan itu,aku juga memiliki profesi lain yang tak kalah menantang.Dari
sabtu pagi hingga sabtu malam,aku adalah seorang psikolog di salah satu panti
rehabilitasi narkoba di kotaku.Tugasku ialah mengecek kesehatan mereka dan
sejauh mana perkembangan psikologis mereka yang selalu aku harapkan akan terus
membaik.Tak mudah berinteraksi dengan jiwa-jiwa yang hampir frustasi,tapi aku
selalu melakoninya dengan senyuman.
Di hari minggu,juga bukan hari untuk
beristirahat tetapi untuk jalan-jalan.Eitss…,bukan sekadar jalan-jalan.Aku
bersama rombongan teman-temanku pecinta alam,akan berkunjung setiap minggunya
ke pantai-pantai dan sungai-sungai.Sambilannya untuk rekreasi,tetapi tujuan
utamanya ialah memungut sampah-sampah yang berserakan disana.Memberikan
sosialisasi kepada pengunjung agar mencintai lingkungan,tidak buang sampah
sembarangan.Kami memberikan poster-poster gerakkan kepedulian terhadap
alam.Akan jauh lebih nikmat jika tempat rekreasi itu bersih.Tidak hanya
memberikan manfaat kesenangan hati,tetapi juga kesehatan fisik.
Begitulah perjalanan hidupku yang dulunya
mimpi sekarang perlahan-lahan menjadi kenyataan.Mimpi yang dengan susah payah
kuraih.Dengan usaha dan doa pastinya.Tetapi aku yakin aku bisa,dan Allah
mendengarnya.Hanya tinggal beberapa lagi mimpi yang belum aku capai
sepenuhnya.Program penuntasan anak jalanan itu,masih harus terus berlanjut dan
menjalar hingga ke seluruh pejuru Indonesia.Aku yakin itu,suatu saat mimpiku
dan mimpi teman-temanku untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih
bertawakal,maju,bersih,cerdas,dan terampil akan terwujud.Oh ya,sebenarnya ada
dua hal lagi yang akan aku lakukan.Aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
studi S2 di University of OXFORD,United Kingdom sekaligus diminta menjadi pengajar di salah
satu Junior High School.Tapi,entah kapan aku memiliki waktu untuk menetap
sementara disana.Rasanya berat untuk melepas sementara profesi-profesiku
disini.Aku belum menentukan,kapan aku akan berangkat kesana.Tetapi yang
jelas,aku tetap akan kesana.Mungkin sebentar lagi atau beberapa tahun
lagi,menunggu hingga tugasku disini terselesaikan satu per satu.Mimpi yang
indah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar